Pulau Kalimantan, terutama Kalimantan Timur, tengah menghadapi perubahan besar dengan rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Perubahan ini membawa implikasi yang luas, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Salah satu dampak signifikan dari proyek ini adalah perubahan interaksi antara pengembangan IKN dengan kawasan sekitarnya yang tentunya memerlukan perhatian serius. Pembangunan IKN dapat memengaruhi kawasan sekitar baik secara langsung maupun tidak langsung, dan perubahan besar ini membutuhkan dukungan dari pihak terkait, baik itu pemerintah, masyarakat lokal, maupun komunitas ilmiah.
Salah satu potensi dampak yang sangat signifikan adalah
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pesatnya pertumbuhan pemukiman dan
industri di sekitar kawasan IKN. Dalam jangka panjang, perubahan besar ini bisa
memicu bencana alam, baik skala kecil maupun besar, baik yang terjadi di pusat
IKN maupun di wilayah sekitarnya. Secara lebih luas, fenomena perubahan iklim
juga turut memperburuk kondisi ini. Salah satu dampak yang terlihat jelas
adalah penurunan luas hutan tropis di Kalimantan, yang dalam beberapa dekade
terakhir semakin cepat terjadi. Kehilangan hutan ini tidak hanya berpengaruh
pada skala lokal, tetapi juga pada tingkat nasional, regional, bahkan global.
Di musim kemarau, Kalimantan sering menghadapi kebakaran
hutan dan lahan yang merugikan warga negara lain, seperti yang terjadi dengan
asap yang melintasi perbatasan dan sampai ke negara tetangga seperti Singapura
dan Malaysia. Di sisi lain, pada musim hujan yang panjang, Kalimantan juga
rawan banjir dan longsor yang menambah kerugian dan kesulitan hidup bagi
masyarakat. Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin, menjadi contoh nyata
daerah yang sering terdampak bencana banjir akibat kerusakan lingkungan,
perubahan iklim, serta rob yang semakin sering terjadi.
Pemahaman tentang masalah bencana alam di Kalimantan dan
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat perlu disosialisasikan secara
komprehensif kepada masyarakat. Proses mitigasi bencana harus melibatkan
berbagai pihak yang memiliki kompetensi di bidangnya, seperti perguruan tinggi
(misalnya ITB dan UGM) serta lembaga negara yang berkompeten seperti BMKG dan
BNPB/BPBD. Sosialisasi ini penting agar masyarakat memahami dengan jelas
bagaimana cara mengurangi risiko bencana serta langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam situasi darurat.
Perguruan tinggi dan lembaga negara yang berperan aktif
dalam memberikan edukasi dan riset mengenai perubahan iklim dan mitigasi
bencana perlu melibatkan guru dan masyarakat setempat, terutama di kalangan
generasi muda. Peran guru sangat vital dalam mendidik para siswa, khususnya di
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), mengenai masalah lingkungan dan perubahan
iklim. Walaupun kecintaan terhadap lingkungan mungkin sudah tumbuh sejak lama,
pengetahuan yang memadai mengenai ilmu lingkungan akan memperkuat rasa tanggung
jawab generasi muda terhadap alam dan lingkungan mereka.
Namun, tantangan terbesar adalah ketimpangan kemampuan para
guru di Kalimantan, terutama di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan,
seperti di Kalimantan. Meski para guru di daerah tersebut sering kali memiliki
kecintaan terhadap lingkungan, mereka terkadang kekurangan akses ke ilmu
pengetahuan yang cukup untuk menyampaikan informasi yang akurat dan terkini
kepada para siswa. Oleh karena itu, penyuluhan dan pemberian pelatihan kepada
para guru perlu ditingkatkan agar mereka dapat menyampaikan materi yang lebih
baik terkait isu-isu lingkungan yang semakin kompleks ini.
Karakteristik Kalimantan yang sangat unik – mulai dari
posisinya yang dilintasi garis khatulistiwa, hutan hujan tropisnya yang masih
lebat, hingga potensi bencana alam yang khas – menjadikannya sebagai kawasan
yang membutuhkan perhatian ekstra dalam menghadapi perubahan iklim dan bencana
alam. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan harus menjadi bagian penting dalam
pembangunan berkelanjutan di Kalimantan, untuk memastikan bahwa generasi
mendatang siap menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks, serta
dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam yang ada di sekitar mereka.
Melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga negara,
dan masyarakat, kita dapat membangun kesadaran yang lebih baik tentang
pentingnya aksi iklim yang berkelanjutan. Diharapkan dengan pendekatan yang
lebih holistik ini, masyarakat Kalimantan, terutama generasi muda, akan semakin
siap untuk menghadapai dampak dari pembangunan IKN, serta terlibat dalam upaya
mitigasi perubahan iklim dan bencana alam.
Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah:
a. Mempersiapkan generasi muda dalam meningkatkan pemahaman
yang lebih baik tentang bencana alam dan kecintaannya pada lingkungan hidup di
sekitarnya baik udara, darat maupun laut melalui aksi iklim yang lebih membumi;
b. Mensosialisasikan
(potensi) bencana alam di wilayah binaan se pulau Kalimantan;
No comments:
Post a Comment