Monday, December 28, 2020

Pertanian di Korea Selatan

 Korea Selatan merupakan negara yang berbatasan dengan Jepang, Korea Utara dan laut Kuning dengan ibukota di Seoul. Negara ini seperempat lahannya digunakan untuk pertanian mengingat curah hujan yang terjadi cukup rendah dimana para petani umumnya berusia 20-30 tahun, suatu usia yang terbilang sangat produktif. Pada era tahun 1960an berusaha untuk memiliki ketahanan pangan di sektor ekonominya setelah era pendudukan Jepang. Tahun 1970an mereka melibatkan beberapa pihak swasta dalam mekanisasi pertaniannya. Pada tahun 1990an, modernisasi pertanian besar-besaran dilakukan di negeri tersebut. Tahun 2000an Korea Selatan mengembangkan digitalisasi pertanian cerdas dan hilirisasi produk pertanian yang melibatkan pihak industri. Perkembangan ini terjadi sampai dengan saat sekarang ini.


 Nongak, musik petani

Pertanian alami dikembangkan oleh Dr. Cho Han Kyu dan nilai-nilai tradisional dalam pelaksanaan budidaya pangan masih dipertahankan seperti misalnya Nongak, suatu musik tradisional untuk memulai kegiatan pertanian agar hasilnya menjadi optimal. Prinsip yang dipegang dalam pertanian alami tersebut adalah menghargai, menyayangi, membebaskan, berbagi, kesetaraan, dan berkelanjutan. Semua kehidupan di alam memiliki peran. Jangan memaksakan tanaman sesuai dengan keinginan. Tidak boleh memaksakan teknologi, harus bebas sesuai dengan sifat alamnya. Saling berbagi kepada petani ketika melakukan uji coba pertanian. Semua orang adalah guru, semua tempat adalah sekolah. Semua materi didaur ulang, tidak berlimbah. Enam prinsip tersebut yang membawa pertanian Korea Selatan lebih maju dan berkembang. 


Webinar Hari Meteorologi Sedunia 2024

 Kamis 21 Maret 2024, kami menyelenggarakan webinar Calon garda depan informasi cuaca dan iklim Indonesia. Kegiatan ini selain dalam rangka ...