Monday, September 2, 2024

Impian akan dunia pertanian di masa depan: salah satu versi mahasiswa

Fadia Tyora Yulieta, Vanessa Audrey, Dian Akbar Setiawan, Izzudin Muhammad Hisyam, Rahmalia

 IMPIAN:

Menciptakan Suatu Aplikasi Yang mampu Menampilkan Data Mengenai Iklim Di Suatu Wilayah Iklim beserta unsurnya merupakan hal penting untuk diperhatikan dan dipelajari karena pengaruhnya sering menimbulkan masalah yang berat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam hal ini, bidang pertanian merupakan salah satu bidang yang memiliki ketergantungan tinggi pada masalah kondisi cuaca dan iklim tersebut. Kegiatan budidaya tanaman yang melibatkan sistem produksi bahan organik mensyaratkan ketersediaan energi sinar matahari, energi panas lingkungan (suhu udara dan suhu tanah), air, CO2 dan O2. Semua materi dan energi tersebut ketersediaannya dipengaruhi oleh tipe iklim setempat. Oleh karena itu, mendapatkan informasi cuaca dan iklim secara tepat merupakan hal yang sangat diperlukan untuk aktivitas produksi pertanian. Selama ini kegiatan pertanian di Indonesia kerap terganggu dengan tidak menentunya keadaan iklim maupun cuaca yang ada, akibatnya hasil panen kerap tak sesuai ekspektasi bahkan beberapa petani harus merugi karena gagal panen. Harus ada suatu inovasi baru dalam bidang teknologi yang mampu menjawab masalah-masalah ini agar kedepan nya kita tak lagi harus merugi karena ketidaktahuan kita akan kedaan iklim dan cuaca di bumi yang sangat dinamis ini.


Cara Untuk Mencapai Impian Tersebut

Mengumpulkan data-data cuaca menggunakan pesawat tanpa awak dan beberapa sensor yang dipasang didarat. Data tersebut nantinya digunakan sebagai bahan untuk meramal cuaca dengan gejala-gejala yang telah teramati. Sehingga prediksi mengenai cuaca yang akan terjadi dapat menjadi akurat dan dijadikan bahan pertimbangan.

Bekerja sama dengan BMKG untuk meningkatkan keakuratan data yang didapat dari pesawat pemantau cuaca Menciptakan pesawat pemantau cuaca Bekerjasama dengan BMKG dan lembaga terkait.

Bekerjasama dengan sejumlah pihak yang tertarik dengan iklim dan cuaca untuk kemudian bekerja di aplikasi ini dan mengimput data hasil penelitian mereka agar pembendaharaan data menjadi lebih luas serta bekerjasama dengan sejumlah peneliti untuk membagikan pengetahuan yang mereka miliki agar dengan adanya aplikasi ini masyarakat umum juga dapat teredukasi dengan perubahan cuaca dan iklim yang ada.

 Hambatan

Butuh Waktu Kurang Lebih 5 Tahun Agar Sosialisasi Aplikasi Dan Pengedukasiannya Menyeluruh

Data cuaca dan iklim setiap tahunnya selalu berubah ubah sehingga dapat menyulitkan petani yang memang belum terbiasa dengan teknologi ini

Jaringan internet di sejumlah daerah yang masih belum merata dan stabil akan mengganggu pengimputan data dan ketidak konsitensian aplikasi ini

 

Cara Menjangkau Masyarakat

  1. PENSUASANAAN MELALUI SOSIAL MEDIA

Di zaman modern ini semua serba digital, bahkan hubungan dengan sesama. Apalagi semenjak pandemi, kehidupan di sosial media semakin melonjak. Oleh karena itu alangkah baiknya apabila kita bisa memanfaatkan platform ini dengan maksimal untuk menggiring masyarakat.

  1. PROTOTYPE

Jika sudah ada prototypenya, kita bisa membagikannya langsung kepada first-hand, yaitu badan pendidikan. Dengan meluncurkan prototype ini, kita dapat mengetes feedback masyarakat serta mendapat evaluasi mengenai apa saja yang perlu diperbaiki

  1. PELUNCURAN APLIKASI

Karena kita sudah memegang platform sosial media, peluncuran akan semakin mudah karena masyarakat sudah mengenal kita, tujuan kita, cara kerja kita, dan sebagainya. Jika poin-poin yang ingin disampaikan kepada masyarakat sudah terpenuhi, proses ini akan menjadi titik penentu. Dengan adanya aplikasi maka akan banyak orang yang akan paham mengenai gambaran besar dari ide aplikasi ini untuk kemudian dapat digunakan secara langsung di lahan pertanian petani masing-masing

Dunia pertanian di Indonesia harus terus berkembang dan berani melawan tantangan yang ada. Untuk itu di masa depan kelak diperlukan suatu penginovasian terhadap teknologi, ilmu pengetahuan dan pendidikan bagi dunia pertanian kita kelak. Ide yang kami sampaikan ini diharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan yang ada dan menjadi solusi terbaik baik pertanian di Indonesia kelak.

Sunday, August 4, 2024

Kalau Gyre Atlantik ini berubah, lalu bagaimana??

 Membaca berita ini https://www.cnn.com/2024/08/02/climate/atlantic-circulation-collapse-timing cukup menyesakkan mengingat bila hal ini benar benar terjadi maka dalam waktu singkat dunia akan menuju ambang kehancuran. Seperti telah diketahui bahwa Gyre merupakan sirkulasi laut yang berskala besar baik yang terjadi di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan. Meskipun di lautan yang sama tidak simetris namun harus disadari bahwa dia lah yang menjadi salah satu penentu cuaca, musim dan iklim dunia. Coba lihatlah gambar berikut ini: 

Sumber: https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2022/11/30/arus-laut.png?w=1178
Barangkali saudara sudah tahu bahwa sirkulasi dalam skala apapun berfungsi untuk mendistribusikan panas, dalam hal ini untuk skala global dia mendistribusikan panas yang banyak terdapat di wilayah lintang rendah ke lintang lintang yang lebih tinggi. Selain di laut, redistribusi panas ini juga terjadi melalui sirkulasi atmosfer. Perubahan signifikan yang terjadi pada sirkulasi arus laut akan berdampak besar pada kondisi atmosfer di atasnya dan ini juga akan mengganggu keseimbangan bumi. Pemanasan global dan perubahan iklim yang diduga akan cukup membawa perubahan signifikan (meski ini baru sebatas ide/wacana namun perlu terus diulik agar makin terang benderang dasar pengetahuannya) dalam sirkulasi besar ini. 
Dampaknya, gyre yang lain akan terpengaruh, sirkulasi atmosfer dalam arah zonal dan meridional akan berubah, cuaca dan musim serta iklim akan berubah tidak hanya di area gyre yang berubah tersebut namun juga di tempat tempat lain dan bahkan bukan tidak mungkin kekacauan cuaca dan iklim ini akan menghasilkan bencana alam yang dahsyat. Kondisi negara negara yang mengelilingi arus besar tersebut pasti akan terdampak cepat dan langsung dll. 
Untuk mencapai kondisi seperti yang dikhawatirkan di atas, perlu waktu dan proses. Kondisi perubahan iklim yang diduga mendorong perubahan signifikan pada arus laut ini harus dikurangi kecepatannya dengan mengendalikan perilaku dan aktivitas kita khususnya pada masalah air, pangan dan energi. 


Friday, July 19, 2024

Efektifkan generasi muda sebagai agen pembaharu

 Dari keseluruhan poin yang disebutkan dalam survei sebelumnya yang saya tulis dalam blog yang berbeda (https://anomalicuacadaniklimindonesia.blogspot.com/2020/06/sudut-pandang-masyarakat.html), ada beberapa penyebab utama mengapa kondisi petani tidak menguntungkan saat ini, seperti yang dinyatakan oleh chatgpt berikut ini (hampir mirip dengan tulisan saya sebelumnya) yakni:
1. Kongkalingkong dalam kebijakan pemerintah: Adanya persepsi bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak selalu menguntungkan petani secara langsung. Banyak yang merasa bahwa kebijakan lebih memihak kepada pihak-pihak tertentu seperti pedagang atau importir.
2. Biaya produksi lebih besar daripada harga jual: Biaya produksi pertanian yang tinggi membuat petani kesulitan untuk mendapatkan keuntungan yang memadai. Masuknya produk pertanian impor kemudian menekan harga jual lokal lebih rendah lagi.
3. Rantai distribusi pangan yang dikuasai mafia: Keterlibatan mafia dalam rantai distribusi pangan bisa menyebabkan manipulasi harga dan kesulitan bagi petani untuk mendapatkan harga yang adil.
4. Kurangnya koneksi antara daerah produsen dan konsumen: Informasi yang tidak lancar antara produsen dan konsumen bisa menyebabkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar.
UAS Klimatologi (layanan)
5. Keterbatasan dalam berkelompok atau berorganisasi: Petani yang tidak terorganisir dengan baik cenderung memiliki posisi tawar yang lemah dalam menegosiasikan harga dan mendapatkan akses ke pasar yang lebih menguntungkan.
6. Mindset yang belum berubah: Stigma terhadap profesi petani sebagai pekerjaan yang kurang diminati dan kurang bergengsi dapat mengurangi minat generasi muda untuk terlibat dalam pertanian.
7. Produksi di bawah standard: Masih banyak produk pertanian lokal yang tidak memenuhi standar yang diharapkan, baik dalam hal kualitas maupun keamanan, sehingga sulit bersaing dengan produk impor yang lebih terjamin kualitasnya.
8. Kurangnya infrastruktur digital untuk pemasaran: Belum adanya infrastruktur yang memadai untuk memasarkan produk pertanian secara online mengurangi akses petani ke pasar yang lebih luas dan stabil.
9. Kelembagaan yang belum efektif: Organisasi seperti koperasi atau kelompok usaha bersama belum berjalan dengan baik untuk memberikan dukungan yang cukup kepada petani.
Dari sini dapat dilihat bahwa tantangan utama yang dihadapi petani adalah dari sisi kebijakan, biaya produksi, struktur pasar yang tidak merata, serta kurangnya dukungan dalam hal teknologi dan kelembagaan. Solusi jangka panjangnya mungkin melibatkan perubahan kebijakan yang lebih mendukung, investasi dalam teknologi dan infrastruktur, serta penguatan organisasi petani untuk meningkatkan daya tawar dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Sunday, July 14, 2024

IGNITE (Inspiring Global Initiatives to Tackle Climate Emergency) 2024

 Beberapa waktu, tanggal 10 Juni 2024, dilaksanakan webinar IGNITE oleh para mahasiswa Tahap Pertama Bersama (TPB) Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB. Ini merupakan rangkaian acara kegiatan tahunan yang awalnya diinisiasi untuk memperingati Hari Bumi dan cikal bakal kegiatan Olimpiade Geografi tingkat nasional. Tahun ini yang menjadi Pembinanya adalah Dr. Joko Wiratmo MP dimana juga mengisi sebagai salah satu pembicara IGNITE. 

https://www.youtube.com/watch?v=rLsBZtZjt_Q&t=10546s


Dalam kesempatan tersebut ada tiga pembicara yakni Prof. Erma Yulihastin (BRIN), Dr. Joko Wiratmo MP (ITB), dan Mrs. Tiza Mafira (Konsultan CPII). Isi dari webinar tersebut dapat disimak selengkapnya pada link yang telah dituliskan di atas. Saya menyoroti tentang upaya membumikan issue perubahan iklim untuk semua dari sudut pandang akademik. Hasil hasil penelitian tentang perubahan iklim disampaikan pada kesempatan tersebut termasuk bagaimana proyeksi kondisi cuaca ekstrim di masa mendatang (2030-2060 dan 2061-2090) di seluruh tanah air. Dengan mengetahui bagaimana kemungkinan kondisi mendatang maka harus dilakukan langkah langkah mitigasi yang dilakukan pada saat sekarang dan nanti. Untuk itu maka sosialisasi hasil hasil penelitian dan rekomendasi harus disosialisasikan kepada masyarakat. 


Sunday, June 30, 2024

Kalau mahasiswa diuji ...

 Kalau mahasiswa diuji, maka begini ini tampilannya di layar kaca. Relatif natural, tidak dibuat buat meski masih banyak kekurangannya di sana sini. Moga moga yang diperankan baik pribadi maupun institusi oleh mereka tidak tersinggung. Tetap bahwa substansi menjadi perhatian utama karenanya mendapatkan bobot tinggi dalam penilaian. Yuk simak video video di bawah ini.


Menurut kalian, mereka akan mendapatkan nilai berapa?? Skala 0 sampai 100 ya. 

Bentuk presentasi di atas merupakan wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat yang telah membayar pajak untuk membiayai pendidikan di Indonesia. Transparansi semacam ini penting untuk menyadarkan semua pihak tentang wujud pendidikan di Perguruan Tinggi yang telah dijalankan selama ini. 

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan revolusioner saat ini masih kurang dimanfaatkan sebaik baiknya oleh kalangan sivitas akademika (??). Memang belum mengemuka dampak negatif yang dimanfaatkan oknum oknum tertentu untuk melakukan kecurangan akademik, namun bukan tidak mungkin dengan perkembangan teknologi pula semua kecurangan akademik akan makin terbuka. Semoga kita semua dihindarkan dari pengaruh negatif perkembangan sains dan teknologi dan mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman. 


Teknologi dan Bisnis di China

 China merupakan salah satu negara adidaya dunia yang dalam banyak hal patut dicontoh termasuk dalam bidang pertanian. Dengan tantangan alam...